Skip to main content

Cara Mengatur Tetesan Infus

Banyak sekali artikel tentang cara mengatur tetesan infus di internet. Kebanyakannya mengajarkan rumus ‘masak’, bukan logika berpikirnya. Pada artikel ini, saya akan berbagi tentang cara menghitung tetesan infus, tetapi bukan cara menentukan kebutuhan cairan infus. Artinya, saya hanya akan membagikan bagaimana cara menentukan kecepatan infus berdasarkan jumlah cairan yang dibutuhkan pasien dalam 24 jam atau satuan waktu tertentu.
Cara berikut ini saya salin dari petunjuk penghitungan tetesan infus untuk praktikum mahasiswi kebidanan. Terbagi 2 bagian besar. Pertama adalah konversi kebutuhan cairan per 24 jam ke kecepatan tetesan infus beserta cara mengatur jatuhnya tetesan infus pada infusion set. Kedua adalah konversi kebalikan dari di atas.

cc/24 jam = … tetes/menit
Contoh:
1500 cc/ 24 jam     :     24 jam     :    60 menit     =      1,04 cc/menit
Infusion set memiliki ‘faktor tetesan’ masing-masing, misalnya:
–          1 cc = 20 tetes (makro)
–          1 cc =  15 tetes (makro)
–          1 cc = 60 tetes (mikro) à biasanya 3 kali faktor tetesan makro
Jadi, jumlah tetesan untuk 1,04 cc/menit adalah (untuk faktor tetesan 1 cc = 20 tetes):
1,04 cc/menit      x     20       =     20 tetes/menit
Cara mengatur tetesan pada infusion set:
60 detik      :      20 tetes/menit     = 3 detik
Artinya,      1 tetes jatuh setiap 3 detik

Kesimpulan, rumusnya :
y = x : 24 : 60 : f
Keterangan:
y = tetes/menit
x = cc/24 jam
f = faktor tetesan

tetes/menit = … cc/24 jam
Contoh:
Jumlah cc/menit untuk 12 tetes/menit adalah (untuk faktor tetesan 1 cc = 20 tetes):
12 tetes/menit      :     20       =     20 cc /menit
Berarti dalam 24 jam:
20 cc/menit     x     60 menit     x      24 jam     =      864 cc/24 jam

Kesimpulan, rumusnya :
x = y : f x 60 x 24
Keterangan:
x = cc/24 jam
y = tetes/menit
f = faktor tetesan

Dengan memahami logika di atas, diharapkan pengaturan tetesan infus akan selalu dapat dilakukan dengan efisien. Pahami logikanya, jangan menghapalkan rumusnya, karena tidak akan bertahan lama, pasti akan lupa lagi.

Sumber : http://herdiantrisufriyana.com/cara-mengatur-tetesan-infus/

Popular posts from this blog

Rumah Sakit Kesrem Lhokseumawe Peringkat 5 Terbaik Se-Aceh

LHOKSEUMAWE, Kabarpasee.com -  Ditengah-tengah acara Puncak Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) tingkat Provinsi Aceh Ke XXIV Tahun 2017, tak mengisi Rumkit TNI-AD Korem / 011 Lilawangsa Lhokseumawe Dinilai sebagai salah satu peringkat Ke-5 (Lima) Rumah Sakit Seprovinsi Aceh terbaik. Hal tersebut disebarkan oleh penyidik ​​oleh Gubernur Aceh Dr Irwandi Yusuf di dampingi Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Aceh, Darwati A. Gani, Kepala BKKBN Aceh, dr. M. Yani M.Kes, Walikota Lhokseumawe Suaidi Yahya, dan Ketua Komite Medik Rumah Sakit TNI -AD Kesrem Lilawangsa TK IV IM 07.01 Lhokseumawe Walikota Ckm Dr. Arif Puguh S, Sp.  PD, di Lapangan Jenderal Sudirman, Jln.  Iskandar Muda, Desa Kampung Jawa Lama, Kecamatan Banda Sakti, setelah diumumkan dalam berbagai perlombaan Seprovinsi Aceh, Selasa (22/8). Ditengah-tengah kegiatan hari puncak Harganas ke-24 Tingkat Provinsi, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN-RI), DR.  Surya Chandra Surapaty, MPH Ph.D

macam-macam cairan infus

A. Pengertian Kebutuhan Cairan & Elektrolit Kebutuhan cairan & elektrolit ialah sebuah proses dinamik lantaran metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yg tetap dalam berespon terhadap stressor fisiologis & lingkungan. Cairan & elektrolit saling berhubungan, ketidakseimbangan yg berdiri sendiri jarang terjadi dalam bentuk kelebihan atau kekurangan. B. Pengelompokan Cairan Infus Menurut pengelompokannya, cairan infus dapat di kelompokkan menjadi : 1. Cairan Hipotonik : Osmolaritasnya lebih rendah di bandingkan serum (konsentrasi ion Na+ lebih rendah di bandingkan serum), maka larut dalam serum, & menurunkan osmolaritas serum. Sehingga cairan ditarik dari dalam pembuluh darah menuju ke luar ke jaringan sekitarnya (prinsip cairan berpindah dari osmolaritas yang rendah ke osmolaritas lebih tinggi), sampai akhirnya mengisi sel-sel yg dituju. Digunakan pada kondisi sel “mengalami” dehidrasi, contohnya pada pasien cuci darah (dialisis) dalam terapi diuretik, sert

Pengurangan Resiko Jatuh pada Pasien di Rumah Sakit

Keselamatan Pasien merupakan hal utama dalam pelayanan di Rumah Sakit. Jumlah kasus jatuh menjadi bagian yang bermakna penyebab cedera pasien rawat inap. Rumah Sakit perlu mengevaluasi resiko pasien jatuh dan mengambil tindakan untuk mengurangi resiko cedera jika sampai jatuh. Evaluasi resiko jatuh menggunakan skala resiko jatuh. Pasien yang dirawat di RS akan selalu memiliki resiko jatuh terkait dengan kondisi dan penyakit yang diderita, contohnya pada pasien dengan kelemahan fisik akibat dehidrasi, status nutrisi yang buruk, perubahan kimia darah (hipoglikemi, hipokalemi); perubahan gaya berjalan pada pasien usia tua dengan gaya jalan berayun/tidak aman, langkah kaki pendek-pendek atau menghentak; pasien bingung atau gelisah yang mencoba untuk turun atau melompati pagar tempat tidur yang dipasang; pada pasien dengan diare atau inkontinensia. Selain itu faktor lingkungan juga mempengaruhi pasien jatuh, contohnya lantai kamar mandi yang licin, tempat tidur yang terlalu tinggi, penca