Skip to main content

Posts

Showing posts from 2016

simulasi kebakaran di rs.kesrem lhokseumawe

Dandenkesyah IM 04.01 Lsm.Letnan Kolonel Ckm dr.Abdul Alim,Sp.PD Mencoba Alat pemadaman api Pada acara simulasi kebakaran Simulasi kebakaran dilaksanakan di RUMKIT TK IV IM 07.01 Lhokseumawe Pada hari Jum'at 14 Oktober 2016 Dilapangan apel rumah sakit.Para peserta tampak antusias mengikuti pengarahan yang diberikan oleh para instruktur dalam simulasi tersebut. Sebagai komitmen pimpinan untuk melaksanakan K3 (Keselamatan & Kesehatan Kerja) di lingkungan Rumah sakit Tk IV IM 07.01 Lhokseumawe yang bertujuan untuk menjamin keselamatan setiap tenaga kerja serta melindungi aset-aset rumah sakit, sarana gedung dan fasilitas kegiatan agar dapat digunakan dengan aman, efisien dan lancar.berdasarkan Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, maka pada tanggal 14 Oktober 2016, kegiatan Simulasi Keadaan Darurat Kebakaran di Laksanakan dilingkungan Rumah sakit Tk IV IM 07.01 Lhokseumawe yang merupakan bagian dari agenda simulasi keadaaan darurat kebakaran Rumah sakit

Luar Biasa! 5 Minuman Ini Dapat Menghancurkan Batu Empedu dalam Sekejap

Seperti yang kita ketahui hampir semua anggota tubuh dan organ tubuh (normal) memiliki fungsi dan peran masing-masing didalam tubuh. Bila satu saja dari bagian anggota tubuh tersebut tidak berjalan ataupun rusak pasti akan menganggu ke bagian tubuh yang lainnya. Maka dari itu pentingnya menjaga kesehatan organ tubuh kita disini. Akan tetapi terkadang dari manusia itu sendiri sering dan bahkan selalu lalai dalam menjaga kesehatannya sehingga resikonya akan timbul berbagai macam penyakit dalam tubuhnya. Mulai dari penyakit ringan sampai berat bisa saja terjadi jika anda tidak menjaga kesehatan anda mulai dari sekarang.Dan yang akan kita bahas disini adalah gangguan pada empedu. Tahukah anda, ternyata empedu adalah bagian terpenting dalam tubuh yang tugasnya adalah mencerna lemak. Selain itu empedu juga berfungsi menyaring racun dari semua makanan yang masuk ketubuh anda. Jika gangguan tersebut dibiarkan, ditakutkan gangguan pada empedu lama kelamaan akan menjadi batu empedu. Untuk a

Cara Mengatur Tetesan Infus

Banyak sekali artikel tentang cara mengatur tetesan  infus  di internet. Kebanyakannya mengajarkan rumus ‘masak’, bukan logika berpikirnya. Pada artikel ini, saya akan berbagi tentang cara menghitung  tetesan infus , tetapi bukan cara menentukan kebutuhan cairan infus. Artinya, saya hanya akan membagikan bagaimana cara menentukan kecepatan infus berdasarkan jumlah cairan yang dibutuhkan pasien dalam 24 jam atau satuan waktu tertentu. Cara berikut ini saya salin dari petunjuk penghitungan tetesan infus untuk praktikum mahasiswi kebidanan. Terbagi 2 bagian besar. Pertama adalah konversi kebutuhan cairan per 24 jam ke kecepatan tetesan infus beserta cara mengatur jatuhnya tetesan infus pada infusion set. Kedua adalah konversi kebalikan dari di atas. cc/24 jam = …  tetes/menit Contoh: 1500 cc/ 24 jam     :     24 jam     :    60 menit     =      1,04 cc/menit Infusion set memiliki ‘faktor tetesan’ masing-masing, misalnya: –          1 cc = 20 tetes (makro) –         

Pengurangan Resiko Jatuh pada Pasien di Rumah Sakit

Keselamatan Pasien merupakan hal utama dalam pelayanan di Rumah Sakit. Jumlah kasus jatuh menjadi bagian yang bermakna penyebab cedera pasien rawat inap. Rumah Sakit perlu mengevaluasi resiko pasien jatuh dan mengambil tindakan untuk mengurangi resiko cedera jika sampai jatuh. Evaluasi resiko jatuh menggunakan skala resiko jatuh. Pasien yang dirawat di RS akan selalu memiliki resiko jatuh terkait dengan kondisi dan penyakit yang diderita, contohnya pada pasien dengan kelemahan fisik akibat dehidrasi, status nutrisi yang buruk, perubahan kimia darah (hipoglikemi, hipokalemi); perubahan gaya berjalan pada pasien usia tua dengan gaya jalan berayun/tidak aman, langkah kaki pendek-pendek atau menghentak; pasien bingung atau gelisah yang mencoba untuk turun atau melompati pagar tempat tidur yang dipasang; pada pasien dengan diare atau inkontinensia. Selain itu faktor lingkungan juga mempengaruhi pasien jatuh, contohnya lantai kamar mandi yang licin, tempat tidur yang terlalu tinggi, penca

asuhan keperawatan

Asuhan Keperawatan  adalah merupakan suatu tindakan kegiatan atau proses dalam praktik keperawatan yang diberikan secara langsung kepada klien (pasien) untuk memenuhi kebutuhan objektif klien, sehingga dapat mengatasi masalah yang sedang dihadapinya, dan asuhan keperawatan dilaksanakan berdasarkan kaidah-kaidah ilmu keperawatan. Menurut Abraham Maslow asuhan keperawatan diberikan dalam upaya memenuhi kebutuhan klien, dalam hal ini Abraham Maslow menerangkan ada lima kebutuhan dasar manusia yaitu : Kebutuhan Fisiologis meliputi nutrisi, cairan dan oksigen. Kebutuhan rasa aman dan perlindungan. Kebutuhan rasa cinta dan saling memiliki. Kebutuhan akan harga diri. Kebutuhan aktualisasi diri. Tujuan Asuhan Keperawatan Tujuan dalam pemberian asuhan keperawatan meliputi : Membantu individu (klien/ pasien) untuk mandiri. Mengajak individu, kelompok masyarakat untuk berpartisipasi dalam bidang kesehatan. Membantu individu mengembangkan potensi dalam memelihara derajat kesehat

macam-macam cairan infus

A. Pengertian Kebutuhan Cairan & Elektrolit Kebutuhan cairan & elektrolit ialah sebuah proses dinamik lantaran metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yg tetap dalam berespon terhadap stressor fisiologis & lingkungan. Cairan & elektrolit saling berhubungan, ketidakseimbangan yg berdiri sendiri jarang terjadi dalam bentuk kelebihan atau kekurangan. B. Pengelompokan Cairan Infus Menurut pengelompokannya, cairan infus dapat di kelompokkan menjadi : 1. Cairan Hipotonik : Osmolaritasnya lebih rendah di bandingkan serum (konsentrasi ion Na+ lebih rendah di bandingkan serum), maka larut dalam serum, & menurunkan osmolaritas serum. Sehingga cairan ditarik dari dalam pembuluh darah menuju ke luar ke jaringan sekitarnya (prinsip cairan berpindah dari osmolaritas yang rendah ke osmolaritas lebih tinggi), sampai akhirnya mengisi sel-sel yg dituju. Digunakan pada kondisi sel “mengalami” dehidrasi, contohnya pada pasien cuci darah (dialisis) dalam terapi diuretik, sert